Setiap perintahnya nyaris
diterima begitu saja.
Dan itu dianggap alami?
Mitos itu melekat sebagai wacana publik,
Pemerintah dianggap sebagai ahli pengelola;
Pengelola sumber daya alam.
Hingga pengelolaan itu
dibuat dalam sebuah pertunjukan
Pemerintah sebagai
aktornya,
Rakyat sebagai pembayar
karcis pertunjukan itu.
Hmmm.... Sebantar-bantarnya partisipasi rakyat,
Yah, hanya sebagai komentator dan kritikus pertunjukan
Hei, lihatlah!!!
Yang engkau anggap
pengelola yang ahli,
Dialah pengkhianat bangsa
dan negara.
Beribu konflik agraria
mereka ciptakan;
Sehingga menelan nyawa
manusia.
Dan rakyat hanya bisa berteriak,
“Engkau telah melanggar HAM!!!”
!!!
???
† † † (Mati)
Itu semua terjadi, karena
mitos bernegara;
Lahirnya kontrak karya
Penambangan karena kuasa.
Direnung
jadi dilema;
Diabaikan
membawa derita.
Oh,
itu semua dosa siapa?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar