Surat dalam bahasa Batak Toba sama artinya dengan aksara atau tulisan pada bahasa Indonesia. Kata aksara berasal dari bahasa Sansekerta dan berarti huruf. Bahasa Batak Toba tidak menggunakan istilah aksara. Yang dipakai istilah surat. Dalam bahasa Batak, surat tidak berarti surat sebagaimana dalam bahasa Indonesia melainkan istilah surat dalam bahasa Batak yang berarti aksara atau huruf. Istilah yang sama (surat atau sulat) juga digunakan dalam bahasa Kerinci, Lampung, Rejang, dan malahan dalam bahasa Tagbanua, Tagalog, dan Mangyan di Filipina.
Aksara Batak (surat) merupakan bagian dari rumpun tulisan Brahmi (India) yang dapat diklasifikasikan
sebagai abugida (paduan antara silabogram dan abjad). Sebuah abugida terdiri
dari aksara yang melambangkan sebuah konsonan sementara vokal dipasang pada
aksara sebagai diakritik. Abugida adalah jenis tulisan yang bersifat fonetis
dalam arti bahwa setiap bunyi bahasanya dapat dilambangkan secara akurat.
Aksara
(surat) merupakan salah satu tanda
bahwa suatu bangsa pernah berjaya, tentunya pula telah mengalami peradaban yang
begitu maju, dapat dilihat contohnya negara Yunani, Cina, Jepang, dan
lain-lain, negara-negara tersebut pernah mengalami peradaban yang begitu maju
dan jaya dan tetap berjaya, dan juga dapat bertahan pada masa-masa sekarang.
Akan tetapi untuk bangsa Batak mengalami kemunduran di era globalisasi ini,
dengan merambahkam modernisasi, bangsa Batak mengikuti dan menyesuaikan diri di
tengah-tengah kemajuan dan perkembangan zaman. Sehingga aksara yang dahulu
pernah dibuat oleh leluhur dilupakan begitu saja oleh generasi muda (Batak),
dengan kata lain melepaskan atau juga melupakan jati diri sesungguhnya.
Padahal
kalau disadari alangkah bangganya bangsa Batak memiliki aksara, yang tentunya
tidak dimiliki oleh semua suku atau bangsa. Fakta yang sungguh ironis, ketika
bangsa Barat (Jerman, Belanda, dan lain-lain) mau mendedikasikan diri untuk
mempelajari budaya Batak termasuk aksara, sedangkan generasi muda Batak malu
untuk mempelajarinya, bahkan bersikap apatis dan tidak heran jika mereka
mengatakan “Hidup jangan dibuat susah,
tidak penting belajar tulisan aneh itu,” atau “Janganlah kembali ke masa lampau, ini zaman modern bukan zaman Purba,
seperti kurang kerjaan saja mempelajari hal-hal yang tidak penting, toh sudah
ada tulisan Latin.” Memang tidak ada yang salah dengan pernyataan itu, jika
tidak menyadari siapa sesungguhnya dirinya.
Pernahkah
kita berpikir mengapa tulisan Jepang, Korea, Ibrani, Yunani, Arab, dan
lain-lain, bisa menjadi tulisan yang diterima oleh internasional. Hal demikian
bisa terjadi karena bangsa-bangsa tersebut memiliki kecintaan akan jati dirinya
dan kegigihan untuk mempertahankan hakikat kebudayaannya yang menjadi jati diri
dari bangsa tersebut, tidak seperti kita. Dengan mencintai jati diri bangsa
bukan berarti menutup diri terhadap kemajuan yang ada sekarang (modernisasi).
Penulis
sangat senang menggunakan analogi berikut untuk menganalogikan jati diri bangsa
dan modernisasi, “Taman Bunga” di mana bunga-bunga yang ada di dalam taman
tersebut merupakan jati diri atau budaya bangsa, yang misalnya meliputi aksara,
tarian, bahasa, dan lain-lain. Pupuk dan pagar sebagai modernisasi, yang mana
pupuk dan pagar dapat membuat bunga menjadi lebih subur dan terlindungi dari hama
atau perusak. Demikian pula dengan budaya yang sedang menghadapi modernisasi.
Tidak tepat meninggalkan budaya itu karena adanya modernisasi yang serba mudah.
Adapun
isi dari pembahasan ini mengenai pengenalan aksara Batak dan cara penulisannya.
Dengan demikian pembaca terkhusus generasi muda mampu menulis aksara Batak
dengan baik. Dan penulis mengimpikan suatu saat nanti ada putra/putri Batak
yang menciptakan sesuatu atau penemuan dan hasil cipta atau temuan itu ditulis
dalam aksara Batak Toba termasuk juga sub-Batak lainnya. Di sini dikatakan
Batak Toba, karena penulis hanya mengetahui penulisan surat Batak Toba.
Aksara
yang digunakan dalam tulisan ini adalah aksara Batak Toba versi Dr. Uli Kozok
(aplikasi fonts buatan Dr. Uli Kozok). Di sini sangat menarik, aplikasi fonts
Batak Toba dibuat oleh seorang asing. Lantas di mana anak bangsa Batak? Adanya
aplikasi buatan Dr. Uli Kozok sangat relevan dengan analogi yang penulis
sebutkan sebelumnya. Jika saja hal itu diterapkan oleh generasi muda, tentu
tidak heran jika bangsa Batak akan mengalami kejayaan sebagai mana
bangsa-bangsa yang disebutkan sebelumnya.
Huruf Batak Toba
1.
Huruf
Induk Bunyi Hidup (Vokal)
A a
I I
U U
Ketiga
huruf induk (ina ni surat) di atas
berdiri sendiri dan menjadi induk dari huruf pembantu. Penting diingat, kedua
huruf induk I (I)
dan U (U)tidak
menggunakan huruf pembantu (pengubah bunyi) sebagaimana yang ada dalam nomor 2
berikut ini, karena tidak memiliki bunyi a.
2.
Huruf
Pembantu Bunyi Hidup (e, i, o, dan u)
e e... ae
i i ai
o o ao
u < A
Huruf
pembantu hanya boleh membantu huruf induk (ina
ni surat) dan selalu menempel pada huruf induk, sebagaimana namanya
pembantu, maka tidak boleh digunakan untuk memulai sebuah huruf lengkap, dan
huruf a menjadi huruf induk utama bagi seluruh huruf pembantu.
Huruf
induk a akan berubah menjadi e setelah dibantu oleh huruf pembantu (...E). Mengubah
bunyi a menjadi bunyi e dengan menambahkan huruf pembantu (...E) di sebelah kanan huruf induk.
Contoh:
Gabe :
gbe
Jahe :
jhe
Tabe :
tbe
Kena :
ken
Tape :
tpe
Kera :
ker
Rela :
rel
Mate :
mte
Yesaya :
yesy
Huruf induk a akan berubah menjadi i
setelah dibantu oleh huruf pembantu (i). Mengubah bunyi a menjadi bunyi i dengan menambahkan huruf
pembantu (i) di sebelah kanan huruf induk.
Contoh:
Iba :
aib
Bibi :
bibi
Padi : pdi
Lihai :
lihI
Sapi :
spi
Misa :
mis
Bayi :
byi
Visi :
visi
Huruf induk a akan berubah menjadi o
setelah dibantu oleh huruf pembantu (o). Mengubah bunyi a menjadi bunyi o dengan menambahkan huruf
pembantu (o)
di sebelah kanan huruf induk.
Contoh:
Bobo :
bobo
Ngaco :
<co
Jora :
jor
Mora :
mor
Sore :
sore
Tato :
tto
Sawo :
swo
Soto :
soto
Huruf induk a akan berubah menjadi u
setelah dibantu oleh huruf pembantu (<). Mengubah bunyi a menjadi bunyi u dengan menambahkan huruf
pembantu (<)
di sebelah kanan huruf induk.
Contoh:
Duri :
Dri
Curi :
Cri
Juri :
Jri
Kuku :
KK
Luka :
Lk
Sapu :
sP
Ture :
Tre
Vudu :
VD
Tahu :
tH
Ufo :
Ufo
Guru :
GR
Sangu: s>
Dengan uraian di atas dapat diketahui
bahwa huruf pembantu berfungsi untuk mengubah bunyi huruf induk yang berbunyi a
menjadi bunyi lain: e, i, o, dan u.
3.
Huruf
Induk Bunyi Mati (Konsonan) Berbunyi a
Berbunyi a: Ba, Ca, Da, Fa, Ga,
Ha, Ja, Ka, La, Ma, Na, Pa, Qa, Ra, Sa, Ta, Va, Wa, Xa, Ya, Za.
Ba b
Ca c
Da d
Fa f
Ga g
Ha h
Ja j
Ka h
La l
Ma m
Na n
Pa p
Qa q
Ra r
Sa s
Ta t
Va v
Wa w
Xa ake\s
Ya y
Nga <
Nya [
Surat
Batak (aksara Batak) tidak mengenal huruf besar (kapital) dan huruf kecil, dalam
arti hurufnya sama semua. Kemudian dalam pengucapan huruf mati berbunyi a (ba,
ca, da, dan seterusnya), berbeda dengan huruf latin berbunyi e (be, ce, de, dan
seterusnya). Perbedaannya lagi, bahwa bunyi a pada aksara Batak sangat
menentukan pembacaan huruf, jadi ba terdiri dari b dan a, sedangkan dalam huruf
Latin, bunyi e tidak memiliki arti, hanya kebiasaan penyebutan.
Huruf
ha sama dengan huruf ka (h)
karena bahasa Batak asli tidak mengenal huruf ka. Namun ada juga di beberapa
daerah kebiasaan membedakan huruf ha dengan ka, yaitu dengan menambahkan dua
garis kecil di tengah atas huruf ha, seperti menulis dua garis kecil di atas
huruf sa (s) menjadi ca (c). Namun dalam aplikasi Fonts yang
dibuat oleh Dr. Uli Kozok tidak terdapat huruf ka yang di atasnya terdapat dua
garis kecil di tengah atas huruf ha, sebab beliu membuat sama antara huruf ha
dan ka. Huruf xa belum ada hurufnya yang khusus dalam aksara Batak, sehingga
ditulis saja menurut ejaannya, yaitu eksa (ake\s).
Alfabet Aksara Batak Toba
1.
Alfabet
Aksara Batak Toba Versi 1 (16 Huruf)
A (a)
Ha (h)
Ma (m)
Na (n)
Ra (r)
Ta (t)
Ba (b)
Wa (w)
I (I)
Nga (<)
La (l)
Pa (p)
Sa (s)
Da (d)
Ga (g)
Ja (j)
2.
Alfabet
Aksara Batak Toba Versi 2 (18 Huruf)
A (a)
Ha (h)
Ma (m)
Da (d)
La (l)
Ba (b)
Na (n)
Sa (s)
I (I)
Ta (t)
Pa (p)
Ra (r)
Ja (j)
U (U)
Ga (g)
Nga (<)
Wa (w)
Ya (y)
3.
Alfabet
Aksara Batak Toba Versi 3 atau Versi Latin (26 Huruf)
A (a)
Ba (b)
Ca (c)
Da (d)
E (...e)
Fa (f)
Ga (g)
Ha (h)
I (I)
Ja (j)
Ka (k)
La (l)
Ma (m)
Na (n)
O (ao)
Pa (p)
Qa (q)
Ra (r)
Sa (s)
Ta (t)
U (U)
Va (v)
Wa (w)
Xa (ake\s)
Ya (y)
Nga (<)
Nya ([)
Aksara Batak pada awalnya tidak memiliki tanda
baca kecuali tanda seru (|).
Tanda baca Latin dapat digunakan untuk menambah khazanah keaksaraan Batak.
Penting dalam Pemotongan Huruf:
Simbol
pemotong (\)
hanya digunakan untuk memotong huruf induk konsonan yang bersangkutan. Huruf
hidup yang akan dipotong harus berada dekat di sebelah kiri simbol pemotong.
Contoh:
dalam menulis ber, yang dipotong ialah r (ra), bukan b (ba), maka huruf
berbunyi e harus ditempatkan pada huruf mati r (ra) bukan pada b (ba). Ber: bre\ (huruf pembantu e berada di atas ra (re) bukan di atas ba (be).
Kata Benar Salah
Am am\ ---
Em ame\ aem\
Im ami\ aim\; im\
Om amo\ aom\; om\
Um aM\ Am\; M\
Ternyata sudah ada beberapa varian Surat Batak yang beredar ya, saya hanya mempelajari satu varian saja, yang diajarkan di sekolah ketika masih SMP di Bakara. Dan sebagai upaya mengingat dan melestarikan Surat Batak Toba saya membuat video tutorial sederhana di https://youtu.be/Xch-ns8YfiY?list=PL5e2tcDkLqm3y5mhBffSeau0tBQgMchQr semoga bermanfaat sebagai perbandingan bagi teman-teman yang ingin melestarikan Surat Batak Toba.
BalasHapus